Umum

Walikota Bogor Dorong Kebijakan 'Blacklist' Universitas Bagi Pelajar Terlibat Tawuran

Rama Maul
4 Agustus 2025
1 menit membaca
Walikota Bogor Dorong Kebijakan 'Blacklist' Universitas Bagi Pelajar Terlibat Tawuran
Bagikan:

Bogor – Pernyataan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, baru-baru ini bikin heboh jagat maya dan dunia pendidikan. Betapa tidak, orang nomor satu di Kota Hujan itu mewacanakan sebuah ide kontroversial namun dinilai efektif: pelajar yang terlibat aksi tawuran diusulkan untuk di-blacklist dari pendaftaran ke universitas. Ide ini muncul bukan tanpa alasan, mengingat kian maraknya kasus tawuran pelajar yang bahkan tak jarang memakan korban jiwa di wilayahnya.

"Kita harus lebih keras. Tawuran ini sudah bukan lagi kenakalan biasa, tapi sudah tindakan kriminal yang merusak banyak hal, termasuk masa depan mereka sendiri," tegas Bima Arya kepada tim Liputan6.com, Senin (4/8/2025). Ia menambahkan, selama ini sanksi yang ada dirasa belum cukup memberikan efek jera. "Mereka (pelaku tawuran) harus tahu, ada konsekuensi sangat besar yang menanti di depan, salah satunya adalah kehilangan kesempatan untuk meraih pendidikan tinggi," ujarnya.

Wacana blacklist ini menjadi topik hangat di berbagai grup media sosial dan forum diskusi. Bagaimana tidak, ini adalah sebuah langkah yang sangat berani dan belum banyak diterapkan secara masif di daerah lain. Menurut Bima Arya, pihaknya sedang berupaya menjajaki koordinasi dengan Kemendikbudristek dan berbagai rektorat universitas, baik negeri maupun swasta, agar usulan ini bisa direalisasikan. Mekanisme yang dibayangkan adalah adanya sistem berbagi data atau rekomendasi dari pihak berwenang (sekolah dan kepolisian) kepada universitas mengenai daftar siswa yang terbukti terlibat tawuran.

"Kita ingin agar ada rekam jejak yang bisa dipertimbangkan oleh pihak kampus. Ini bukan soal menghukum mati masa depan mereka, tetapi ini adalah bentuk pendidikan yang keras agar mereka sadar betul bahwa ada garis merah yang tidak boleh dilanggar," jelas Bima. Ia berharap, jika kebijakan ini diterapkan, para pelajar akan berpikir berkali-kali sebelum nekat terlibat tawuran. "Pendidikan tinggi adalah impian banyak anak muda. Jika impian itu terancam karena tawuran, semoga mereka bisa sadar."

Respon publik terhadap usulan ini terbagi. Di satu sisi, banyak netizen dan orang tua yang menyuarakan dukungan penuh. "Setuju banget! Biar kapok tuh anak-anak yang hobi tawuran. Mereka harus mikir masa depan," tulis akun @WargaBogorPeduli di Twitter. Ada pula yang berkomentar, "Ini baru namanya ketegasan! Jangan cuma disanksi sekolah, harus sampai ke jenjang pendidikan selanjutnya."

Namun, di sisi lain, ada pula yang menyuarakan keprihatinan. Beberapa pegiat hak anak dan pemerhati pendidikan menyoroti pentingnya pendekatan restoratif dan pembinaan. "Anak-anak yang terlibat tawuran juga adalah korban dari lingkungan dan kurangnya edukasi. Apakah ini tidak akan memutus sepenuhnya kesempatan mereka untuk berubah dan menjadi lebih baik?" tanya Ibu Sinta Dewi, seorang aktivis perlindungan anak. Ia berharap, jika kebijakan ini diterapkan, harus ada proses yang adil dan transparan, serta tetap memberikan ruang bagi mereka yang benar-benar ingin bertobat.

Menanggapi berbagai masukan, Wali Kota Bima Arya memastikan bahwa kajian mendalam akan terus dilakukan. "Kami akan libatkan semua pihak. Ini bukan keputusan yang terburu-buru. Yang jelas, komitmen kami adalah membasmi tawuran dan melindungi masa depan anak-anak Bogor," pungkasnya. Jadi, bagi para pelajar di Bogor, siap-siap. Masa depan kuliah kalian bisa jadi dipertaruhkan jika masih nekat terlibat aksi tawuran!

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.