AI

Psikolog: Anak-Anak RI Mulai Lebih Nyaman Ngobrol Dengan Chatbot

Rama Maul
4 Agustus 2025
1 menit membaca
Psikolog: Anak-Anak RI Mulai Lebih Nyaman Ngobrol Dengan Chatbot
Bagikan:

Dengar kabar ini pasti bikin kita mikir dua kali tentang pola asuh anak di era digital. Seorang psikolog anak ternama, Dr. Lestari Wulandari, mengungkap fakta mengejutkan: banyak anak-anak di Indonesia yang belakangan ini merasa lebih nyaman curhat atau "ngobrol" tentang masalah pribadi mereka dengan chatbot alias kecerdasan buatan (AI) dibandingkan dengan manusia terdekatnya, bahkan orang tua atau teman sendiri!

Fakta ini diungkap Dr. Lestari dalam sebuah diskusi virtual bertema "Masa Depan Anak di Era AI" pada Senin (4/8/2025). "Ini bukan cuma asumsi, tapi ada indikasi kuat dari observasi kami dan laporan beberapa orang tua. Anak-anak merasa chatbot itu pendengar yang baik, tidak menghakimi, dan selalu ada 24 jam," tutur Dr. Lestari, dikutip Liputan6.com.

Menurutnya, ada beberapa alasan kenapa anak-anak lebih memilih 'teman' digital ini. Pertama, ketersediaan chatbot yang selalu online kapan pun mereka butuh teman bicara. Kedua, sifat anonim yang ditawarkan membuat anak berani bercerita hal-hal yang mungkin sulit atau memalukan jika diceritakan ke orang lain. "Mereka merasa bebas mengungkapkan kegelisahan tanpa takut dihakimi atau dimarahi," tambahnya. Ketiga, respons cepat yang diberikan chatbot, meskipun terkadang template, dirasa cukup memuaskan bagi anak yang butuh solusi instan.

Namun, Dr. Lestari memperingatkan bahaya besar di balik tren ini. "Meski chatbot bisa jadi sarana awal untuk menyalurkan uneg-uneg, mereka tidak punya empati, tidak bisa membaca ekspresi non-verbal, dan tidak bisa memberikan dukungan emosional yang mendalam layaknya manusia," jelasnya panjang lebar. Ketergantungan pada chatbot bisa menghambat anak untuk belajar berinteraksi sosial, membangun relasi yang sehat, dan menyelesaikan konflik di dunia nyata.

"Ini alarm keras bagi kita semua, terutama orang tua. Jangan sampai teknologi justru menjauhkan kita dari anak-anak," tegas Dr. Lestari. Ia menekankan pentingnya orang tua untuk menciptakan suasana rumah yang nyaman, di mana anak merasa aman untuk bercerita apa pun tanpa takut. Luangkan waktu khusus untuk ngobrol, dengarkan dengan sungguh-sungguh, dan hindari menghakimi.

Selain itu, edukasi tentang literasi digital juga krusial. Anak-anak perlu diajari bahwa AI adalah alat bantu, bukan pengganti interaksi manusiawi. Mari kita sama-sama jaga agar anak-anak kita tetap punya 'teman' manusia yang nyata untuk berbagi suka duka, bukan hanya sekadar kode-kode di layar gawai!

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.