Penyebab Banjir Besar di Sumatra Tahun 2025
Banjir besar yang melanda Sumatra pada tahun 2025 bukan hanya akibat hujan deras biasa. Serangkaian laporan dari lembaga resmi dan media terpercaya menunjukkan bahwa bencana ini terjadi karena kombinasi faktor cuaca ekstrem, kerusakan lingkungan, serta tata ruang yang tidak terkendali. Berikut rangkuman penyebab utamanya.
1. Curah Hujan Ekstrem & Pengaruh Siklon Tropis
Dilansir dari (BMKG), cuaca ekstrem di Sumatra pada akhir 2025 dipicu oleh pembentukan sistem siklon tropis di sekitar Samudra Hindia utara Aceh. Sistem ini menyebabkan hujan dengan intensitas sangat tinggi selama beberapa hari tanpa jeda.
Dilansir dari (Media Indonesia), curah hujan ekstrem tersebut membuat banyak sungai di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat meluap secara bersamaan — memicu banjir besar dan banjir bandang di banyak titik.
2. Kondisi Geomorfologi yang Rentan Longsor
Dilansir dari (Badan Geologi), banyak wilayah terdampak merupakan daerah dengan kontur lereng curam dan tanah yang mudah jenuh air. Saat hujan intens turun, tanah tidak mampu menahan beban air sehingga terjadi longsor besar yang memperparah banjir di bagian hilir.
Daerah seperti Agam, Tapanuli, dan Pidie termasuk wilayah dengan kemiringan ekstrem dan struktur tanah rapuh, yang menjadikannya sangat sensitif terhadap curah hujan tinggi.
3. Kerusakan Lingkungan & Deforestasi di Hulu Sungai
Dilansir dari (Mongabay), kerusakan hutan dan alih fungsi lahan di wilayah hulu — terutama di daerah Batang Toru dan beberapa kawasan DAS besar — menyebabkan daya serap tanah menurun drastis.
Hutan yang hilang membuat air hujan mengalir langsung ke bawah tanpa terserap, sehingga volume air yang turun ke permukiman hilir meningkat berkali-kali lipat. Hal ini menjadi penyebab utama banjir bandang di beberapa daerah.
4. Pembangunan Tidak Terkendali di Zona Rawan
Dilansir dari (Antara), pembangunan permukiman, kebun, dan aktivitas industri di daerah rawan longsor atau sempadan sungai memperburuk dampak banjir.
Minimnya sistem drainase, penggundulan lereng, serta tidak adanya kawasan resapan air membuat air hujan tidak punya ruang untuk meresap — hasilnya, banjir muncul lebih cepat dan dengan skala yang lebih besar.
5. Kombinasi Faktor Alam & Ulah Manusia
Dilansir dari (ESDM), bencana tahun 2025 adalah gabungan dari:
curah hujan ekstrem
kondisi topografi curam
penurunan kualitas lingkungan
pembangunan tanpa mitigasi risiko
Ini bukan kejadian tunggal, tetapi akumulasi kerentanan yang sudah berlangsung bertahun-tahun dan meledak ketika hujan ekstrem datang.
Kesimpulan
Banjir besar di Sumatra tahun 2025 terjadi karena perpaduan antara fenomena cuaca ekstrem dan kerusakan lingkungan yang sudah lama dibiarkan. Penyebab paling dominan meliputi:
Hujan ekstrem akibat pengaruh siklon
Struktur tanah yang mudah longsor
Deforestasi luas di hulu sungai
Pembangunan yang tidak mempertimbangkan mitigasi bencana
Tanpa memperbaiki tata kelola lingkungan dan penataan ruang, potensi bencana serupa di masa depan akan tetap tinggi.