Kesehatan

Membongkar Sejarah Heroin: Dari Laboratorium ke Lorong Kematian

Riska
1 Agustus 2025
1 menit membaca
Membongkar Sejarah Heroin: Dari Laboratorium ke Lorong Kematian
Bagikan:

Siapa sangka, heroin yang kini dianggap sebagai narkotika paling mematikan di dunia, dulunya adalah obat batuk resep dokter yang dijual bebas. Sejarah kelam heroin bermula dari niat baik—menyembuhkan, bukan menghancurkan. Namun, kenyataannya, perjalanan zat ini justru menjadi kisah tragis dalam dunia medis dan sosial.

Awal Mula Heroin: Penemuan oleh Perusahaan Farmasi

Pada tahun 1874, seorang ahli kimia Inggris bernama C.R. Wright pertama kali mensintesis heroin dari morphine, yang berasal dari opium (candu). Namun penemuannya tidak terlalu mendapat perhatian kala itu.

Barulah pada tahun 1898, perusahaan farmasi Jerman Bayer memasarkan heroin sebagai obat batuk dan pereda nyeri. Bahkan, Bayer mengklaim heroin lebih aman dibanding morfin dan tidak menyebabkan kecanduan. Mereka menamai zat ini "Heroin" dari kata "heroisch" dalam bahasa Jerman yang berarti "heroik" atau "kuat" karena efeknya yang dianggap luar biasa dalam mengobati berbagai keluhan.

Dipercaya Sebagai Obat Mujarab

Heroin sempat menjadi obat ajaib. Pada awal abad ke-20, dokter meresepkannya untuk mengatasi batuk kronis, TBC, dan bahkan flu biasa. Obat ini tersedia dalam bentuk sirup, pil, hingga injeksi. Bahkan, anak-anak pun pernah diberi obat batuk yang mengandung heroin.

Namun, efek sampingnya mulai terlihat. Pasien yang mengonsumsi heroin untuk pengobatan justru mengalami ketergantungan berat. Heroin bekerja sangat cepat dalam menyusup ke otak dan memicu rasa euforia, lebih kuat dari morfin. Dan dari sanalah awal mula kehancurannya.

Perubahan Status: Dari Obat Resmi Menjadi Musuh Masyarakat

Pada tahun 1924, Amerika Serikat mulai melarang peredaran heroin setelah menyadari efek kecanduannya yang sangat tinggi. WHO dan banyak negara lain pun menyusul. Heroin resmi diklasifikasikan sebagai narkotika golongan satu, artinya tidak memiliki kegunaan medis yang sah dan sangat berisiko menimbulkan penyalahgunaan.

Namun, justru sejak saat itu, perdagangan gelap heroin mulai marak. Kartel narkoba, mafia, dan sindikat kriminal mulai memproduksi dan menyelundupkannya secara masif. Dampaknya? Gelombang kecanduan, kejahatan, dan kematian akibat overdosis meningkat tajam di seluruh dunia.

Kondisi Saat Ini: Heroin dan Krisis Global

Kini, heroin menjadi simbol kehancuran hidup. Diperkirakan ratusan ribu orang meninggal setiap tahun akibat overdosis heroin dan turunannya seperti fentanyl. Banyak negara menghadapi krisis opioid, terutama di Amerika Serikat, di mana heroin dianggap sebagai salah satu pemicu utama epidemi kecanduan.

Di Indonesia sendiri, meski peredarannya tidak semasif narkoba jenis lain, heroin tetap menjadi ancaman laten. Penyalahgunaannya sangat berisiko karena dosisnya sulit dikontrol dan efek ketergantungannya sangat cepat.

Penutup: Dari Obat Harapan Menjadi Barang Terkutuk

Kisah heroin adalah pelajaran penting bagi dunia medis dan manusia secara keseluruhan. Apa yang awalnya diciptakan untuk menyembuhkan, bisa berubah menjadi senjata mematikan jika tidak dikendalikan. Heroin yang dulunya dianggap “heroik”, kini menjadi barang terkutuk yang merenggut jutaan nyawa dan masa depan.


Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.