Intel dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) baru saja mencapai kesepakatan awal untuk membentuk usaha patungan (joint venture) dalam produksi chip di Amerika Serikat. Langkah ini dipandang sebagai manuver strategis besar, terutama di tengah meningkatnya tekanan industri semikonduktor global serta tantangan yang dihadapi Intel selama beberapa tahun terakhir.
Kerja Sama Dua Raksasa Teknologi
Dalam kesepakatan tersebut, TSMC akan menguasai 20% saham dari entitas baru yang akan mengelola fasilitas manufaktur chip milik Intel. Tujuannya adalah untuk memperkuat posisi kedua perusahaan dalam memproduksi chip canggih secara lokal di AS, sejalan dengan dorongan pemerintah untuk memperkuat rantai pasok semikonduktor dalam negeri.
Kesepakatan ini masih bersifat tentatif, tetapi menjadi sinyal kuat bahwa kedua perusahaan ingin menggabungkan kekuatan: teknologi manufaktur mutakhir milik TSMC dan kapasitas produksi milik Intel di Amerika.
Intel dalam Tekanan, TSMC Terus Ekspansi
Beberapa tahun terakhir, Intel mengalami penurunan performa yang cukup signifikan. Tahun 2024 tercatat sebagai tahun terburuknya sejak 1986, dengan kerugian bersih sebesar $18,8 miliar. Selain kalah dalam perlombaan chip AI, Intel juga tertinggal dari sisi layanan pelanggan dan inovasi dibanding pesaing seperti TSMC dan Samsung.
Sebagai bagian dari upaya restrukturisasi, Intel menunjuk Lip-Bu Tan, seorang veteran industri chip, sebagai CEO baru. Ia diharapkan bisa membawa arah baru yang lebih tajam dan kompetitif bagi perusahaan.
Sementara itu, TSMC terus memperluas kehadirannya di AS dengan investasi besar-besaran. Perusahaan ini telah mengumumkan pembangunan lima pabrik baru senilai total $100 miliar, menegaskan dominasi mereka dalam dunia chip canggih.
Dampak Geopolitik dan Ketegangan Perdagangan
Kerja sama ini diumumkan di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. China baru saja mengumumkan tarif 34% pada semua barang asal AS, mulai berlaku 10 April. Hal ini menyebabkan gejolak di pasar dan turut memengaruhi harga saham Intel dan TSMC.
Walau demikian, pemerintah AS disebut-sebut mendukung penuh kemitraan ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada produksi chip luar negeri, terutama dari Asia Timur.
Belum Ada Komentar Resmi
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Intel, TSMC, maupun Gedung Putih terkait kesepakatan ini. Namun, berbagai analis memprediksi bahwa usaha patungan ini bisa menjadi pilar penting dalam pemulihan Intel sekaligus memperkuat dominasi TSMC dalam industri semikonduktor global.