Trending

Ibu Hamil Meninggal Usai Ditolak Empat Rumah Sakit di Jayapura, Pemerintah Lakukan Audit Layanan Kesehatan Papua

Farhan
26 November 2025
1 menit membaca
Ibu Hamil Meninggal Usai Ditolak Empat Rumah Sakit di Jayapura, Pemerintah Lakukan Audit Layanan Kesehatan Papua
Bagikan:

Kasus meninggalnya seorang ibu hamil bernama Irene Sokoy di Jayapura memicu perhatian serius pemerintah pusat. Insiden ini terjadi setelah Irene disebut ditolak oleh empat rumah sakit berbeda sebelum akhirnya meninggal dunia saat dalam proses rujukan. Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem dan kualitas layanan kesehatan di Papua.

Tim Khusus Kemendagri dan Kemenkes Turun ke Papua

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam. Kemendagri akan mengirimkan tim untuk melakukan audit paralel bersama Kemenkes. Audit ini mencakup:

  • Pemeriksaan aspek regulasi, termasuk Peraturan Bupati hingga Peraturan Gubernur yang mengatur pelayanan rumah sakit, khususnya RSUD Kabupaten Jayapura dan RSUD Dok II sebagai rumah sakit rujukan provinsi.

  • Audit teknis oleh Kemenkes terkait ketersediaan fasilitas, tenaga medis, SOP layanan gawat darurat, serta kesiapan ruang operasi dan alat kesehatan.

Menurut Tito, Presiden Prabowo Subianto sangat prihatin dan telah memerintahkan agar kejadian serupa tidak terulang, baik di Papua maupun di wilayah lain Indonesia. Pemerintah daerah juga diminta mengambil langkah cepat, termasuk memastikan keluarga korban mendapatkan pendampingan dan bantuan yang diperlukan.

Kronologi: Dari Kontraksi Hingga Kehilangan Nyawa

Peristiwa ini berawal ketika Irene mengalami kontraksi di rumahnya di Kampung Kensio, Danau Sentani. Karena tidak terdapat fasilitas kesehatan yang memadai di wilayah tersebut, keluarga membawa Irene menggunakan speedboat ke RSUD Yowari yang berjarak sekitar 30 kilometer.

Beberapa kejadian penting dalam proses ini:

  1. RSUD Yowari

    • Air ketuban Irene telah pecah dan detak jantung janin menurun.

    • Dokter menyarankan operasi sesar.

    • Namun, dokter kandungan tidak berada di tempat, sehingga Irene harus dirujuk ke rumah sakit lain.

  2. RS Dian Harapan

    • Irene tidak dapat diterima karena ruang perawatan penuh.

  3. RSUD Abepura

    • Tidak bisa menerima pasien rujukan karena ruang operasi sedang direnovasi.

  4. RS Bhayangkara Jayapura

    • Tidak dapat menangani kasus tersebut.

    • Setelah pemeriksaan awal di luar area IGD, keluarga diminta melanjutkan ke RS Dok II Jayapura.

Dalam perjalanan menuju RS Dok II, kondisi Irene terus memburuk hingga akhirnya tidak tertolong.

Dukungan untuk Keluarga dan Makna Penting Kasus Ini

Keluarga Irene kini sedang mendapatkan pendampingan dari pemerintah daerah. Tito Karnavian menegaskan bahwa keluarga korban harus menerima segala bentuk bantuan, baik secara administratif, sosial, maupun finansial.

Kasus ini dianggap sebagai cerminan masalah mendasar dalam layanan kesehatan di Papua: keterbatasan dokter spesialis, minimnya fasilitas darurat, dan ketidaksiapan rumah sakit menerima pasien rujukan.

Pemerintah berkomitmen menjadikan tragedi ini sebagai momentum untuk:

  • Memperbaiki seluruh rantai layanan gawat darurat,

  • Menambah tenaga kesehatan,

  • Menata ulang sistem rujukan,

  • Meningkatkan infrastruktur pelayanan kesehatan di daerah terpencil.

Harapan Masyarakat Papua

Warga Papua berharap audit dan evaluasi yang dilakukan tidak hanya menjadi formalitas, tetapi benar-benar menghasilkan perubahan nyata. Kejadian yang menimpa Irene menjadi pengingat bahwa akses kesehatan yang cepat dan layak adalah hak setiap warga negara, tanpa terkecuali.

Ingin Tingkatkan Performa Bisnis Anda?

Dapatkan platform WhatsApp Blasting & AI Chatbot terbaik untuk mengoptimalkan bisnis Anda.