
Huawei dan SMIC: Kebangkitan Industri Semikonduktor China
Huawei dan SMIC: Kebangkitan Industri Semikonduktor China
Dalam beberapa tahun terakhir, industri semikonduktor China mengalami lonjakan inovasi, terutama setelah Amerika Serikat memberlakukan berbagai sanksi dan blokade terhadap perusahaan teknologi China. Dua pemain utama yang menjadi sorotan adalah Huawei dan SMIC (Semiconductor Manufacturing International Corporation). Keduanya berperan penting dalam membangun ekosistem semikonduktor mandiri di tengah tekanan global.

Dampak Blokade AS terhadap Industri Semikonduktor China
Sejak diberlakukannya pembatasan ekspor chip dan teknologi manufaktur oleh AS, banyak perusahaan China yang kesulitan mengakses chip canggih dan peralatan fabrikasi dari perusahaan seperti TSMC, ASML, dan Intel. Namun, Huawei dan SMIC mengambil langkah strategis untuk mengatasi tantangan ini dengan mengembangkan teknologi sendiri.
Baca juga : Perkembangan AI di China Setelah Blokade Chip oleh Amerika
Huawei: Inovasi Chipset dengan Teknologi Mandiri
Huawei menjadi salah satu perusahaan yang paling terdampak oleh sanksi AS, terutama karena larangan mengakses teknologi semikonduktor berbasis AS. Namun, alih-alih menyerah, Huawei menciptakan terobosan besar dengan meluncurkan chipset Kirin terbaru.
1. Kembalinya Kirin Chipset
Huawei merilis Kirin 9000S, sebuah chipset yang dikembangkan secara mandiri tanpa dukungan teknologi Amerika.
Chipset ini digunakan dalam seri smartphone Huawei Mate 60 Pro, yang mendapat perhatian global karena menunjukkan kemampuan Huawei dalam membuat prosesor kelas atas.
2. Kolaborasi dengan SMIC
Huawei bekerja sama dengan SMIC dalam produksi chip 7nm, yang sebelumnya hanya bisa dibuat oleh perusahaan seperti TSMC dan Samsung.
Meskipun masih menghadapi keterbatasan teknologi litografi, keberhasilan ini menunjukkan bahwa China mulai mandiri dalam industri semikonduktor.
Baca juga : Perkembangan Teknologi Self-Driving Car di Indonesia: Tantangan dan Peluang
SMIC: Pilar Kemandirian Chip China
Sebagai produsen semikonduktor terbesar di China, SMIC memiliki peran strategis dalam mengurangi ketergantungan China terhadap teknologi Barat.
1. Produksi Chip 7nm di Tengah Sanksi
SMIC berhasil memproduksi chip 7nm tanpa teknologi AS, meskipun masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan yield dan efisiensi produksi.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa China dapat bersaing di industri semikonduktor global meskipun tanpa akses ke peralatan litografi EUV (Extreme Ultraviolet Lithography).
2. Investasi Besar dalam R&D
SMIC mengalokasikan miliaran dolar untuk riset dan pengembangan guna mempercepat inovasi dalam teknologi manufaktur chip.
Perusahaan ini juga memperluas kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan chip dalam negeri dan global.
Baca juga : Peran Kecerdasan Buatan dalam Meningkatkan Pengalaman Pengguna di Aplikasi Mobile
Masa Depan Industri Semikonduktor China
Dengan dukungan kuat dari pemerintah dan investasi besar dalam riset, Huawei dan SMIC terus meningkatkan kemampuan teknologi mereka. Beberapa prediksi untuk masa depan industri semikonduktor China:
Perkembangan teknologi 5nm dan 3nm di dalam negeri dalam beberapa tahun mendatang.
Ekspansi manufaktur semikonduktor untuk memenuhi kebutuhan industri AI, otomotif, dan komunikasi.
Diversifikasi rantai pasok untuk menghindari ketergantungan pada teknologi luar.
Baca juga : Google Hentikan Penjualan Chromecast di Google Store AS, Apa Alasannya?
Dari Tekanan Menjadi Peluang
Blokade AS yang bertujuan melemahkan industri semikonduktor China justru menjadi pemicu kebangkitan Huawei dan SMIC. Dengan inovasi yang terus berkembang, China tidak hanya bertahan tetapi juga semakin mendekati kemandirian dalam teknologi chip. Pertanyaannya sekarang, seberapa lama dominasi AS dalam industri semikonduktor dapat bertahan?